Fisioterapi adalah salah satu cabang pelayanan kesehatan
yang erat kaitannya dengan penanganan kelainan fisik dengan mengoptimalkan
gerakan dan fungsi. Secara khusus, fisioterapi melibatkan penilaian, penentuan
jenis penyakit, pengobatan dan pencegahan berbagai penyakit dan cedera dengan
menggunakan berbagai cara dan teknik fisik. Istilah fisoterapi sering dipakai
bergantian dengan terapi fisik. Dalam menangani pasien perlu adanya peralatan pendukung agar pelayanan terhadap pasien lebih maksimal. adapun beberapa peralatan yang sering digunakan antara lain:
A.SWD (Short Wive Diathermy)
a. Pengertian SWD
Terapi panas penentrasi dalam dengan menggunakan gelombang elektromagnetik frekuensi 27,12 MHz, panjang gelombang 11 m.
Terapi panas penentrasi dalam dengan menggunakan gelombang elektromagnetik frekuensi 27,12 MHz, panjang gelombang 11 m.
b. Tujuan Pemberian SWD
Memperlancar
peredaran darah, mengurangi rasa sakit, mengurangi spasme otot, membantu
meningkatkan kelenturan jaringan lunak, mempercepat penyembuhan radang.
c. Penempatan/susunan
elektroda.
•
Kontraplanar: paling baik, penentrasi panas kejaringan lebih dalam, dipermukaan berlawanan dengan bagian terapi.
•
Koplanar : elektroda berdampingan disisi sama dgn jarak elektroda adequat,
pemanasan superficial, jarak antara ke2 elektroda >> lebar drpd elektroda.
•
Cross fire treatment ; ½ terapi diberikan dgn elektroda 1 posisi, ½ terapi
diberikan elektroda posisi lain, pemanasan jaringan dlm seperti untuk organ pelvis.
•
Monoplanar : elektroda aktif diatas satu
lesi, bila yang dituju local & dangkal
d. Indikasi SWD
Kondisi
peradangan dan kondisi sehabis trauma (trauma pd musculoskeletal), adanya
keluhan nyeri pd sistem musculoskeletal (kodisi ketegangan, pemendekan, perlengketan
otot jaringan lunak), persiapan suatu latihan/senam (untuk gangguan pada sistem
peredarah darah)
e. Kontraindikasi SWD
Keganasan,
kehamilan, kecendrungan terjadinya pendarahan, gangguan sensibilitas, adanya
logam di dalam tubuh, lokasi yang terserang penyakit pembuluh darah arteri.
f.
Teknik aplikasi SWD
Pre
pemanasan alat 5-10 menit, jarak antara elektroda dengan pasien 5-10 cm/1
jengkal, durasi 15-30 menit, intensitas sesuai dengan aktualitas patologi,
posisikan pasien senyaman mungkin, terbebas dari pakaian dan logam, tes
sensibilitas, pasang elektroda, pasien tidak boleh bergerak, intensitas
dipertahankan sesuai dgn toleransi pasien.
B.MWD (Micro Wave Diathermy)
a. Pengertian MWD
Suatu
aplikasi terapeutik dengan menggunakan gelombang mikro dlm bentuk radiasi
elektromagnetik yg akan dikonversi dalam bentuk dengan frekuansi 2456 MHz dan
915 MHz dengan panjang gelombang 12,25 arus yang dipakai adalah arus rumah 50
HZ, penentrasi hanya 3 cm, efektif pada otot.
b. Indikasi MWD
Selektif
pemanasan otot (jaringan kolagen), spasme otot (efektif untuk sendi Inter
Phalangeal, Metacarpal Phalangeal dan pergelangan tangan, Rheumathoid Arthritis
dan Osteoarthrosis), kelainan saraf perifer (neuralgia neuritis)
c. Kontraindikasi MWD
Adanya
logam, gangguan pembuluh darah, pakaian yang menyerap keringat, jaringan yang
banyak cairan, gangguan sensibilitas, neuropathi (timbul gangguan sensibilitas
dan diabetes melitus), infeksi akut, transqualizer (alat pada pasien dengan
gangguan kesadaran), sesudah rontgen (konsentrasi EM berkelebihan), kehamilan,
saat menstruasi.
d. Efek fisiologis yang ditimbulkan dari pemberian MWD
Terjadinya
perubahan panas ; yang sifatnya lokal jaringan yang meningkatkan metabolisme
jaringan lokal, meningkatkan vasomotion sehingga timbul homeostatik lokal yang
akhirnya menimbulkan vasodilatasi. Perubahan panas secara general yang
menaikkan temperatur pada daerah lokal.
e. Teknik aplikasi MWD
• Persiapan alat, tes alat, pre pemanasan 5-10
menit, jarak <10cm dari kulit • persiapan pasien : bebaskan dari pakaian dan
logam, posisikan pasien senyaman mungkin, tes sensibilitas, jarak 5-10 cm,
durasi 20-30 menit. alat 2456MHz, frekuensi terapi 3-5 x/minggu, intensitas
50-100 watt (toleransi pasien), dosis intensitas ditentukan oleh aktualitas
patologi (aktualitas rendah : thermal, aktualitas sedang : subthermal,
aktualitas tinggi : a thermal)
C. US (Ultra sound)
a. Pengertian US
Terapi
dgn menggunakan gelombang suara tinggi dgn frek 1 atau 3 MHz (>20.000 Hz).
b. Tujuan pemberian
US
Mengurangi
ketegangan otot, mengurangi rasa nyeri, memacu proses penyembuhan collagen
jaringan (dipilih untuk jaringan kedalaman < dari 5 cm) Penentrasi terdalam
dlm setiap media:
•
Tulang : penentrasi 7 mm pada frekuensi 1 MHz
•
kulit : penentrasi 36 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 12 mm
•
tendon : penentrasi 21 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 7 mm
•
Otot : penentrasi 30 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 7 mm
•
Lemak : penentrasi 165 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 55 mm
•
3 MHz penentrasi : 1/3 dari frek 1 MHz
•
intensitas terapi : kontinu. intensitas rendah <0,3 W/cm², intensitas sedang
0,3-1,2 W/cm², intensitas kuat 1,2-3W/cm². untuk efek terapeutik 0,7-3 MHZ.
•
Frekuensi : untuk kasus pada kondisi subakut à waktu 3 menit, pengulangan
1x1hari, sehari 10x. Untuk kasus pada kondisi kronik à waktu 5-10 menit,
pengulangan 1x1 hari atau 1x2 hari, sehari 12-18x. Metode US A. Kontak langsung
: paling banyak digunakan ; perlu adanya media coupling (Gel, water oil, pasta
analgetik, water). Syarat media coupling à harus steril, tidak terlalu cair,
tidak terlalu mudah diserap tubuh, tidak menimbulkan flek/pekat. B. Kontak
tidak langsung : sub aqual (dalam air) à di dalam air, hal ini dilakukan bila
regio yang akan diterapi areanya kecil dan tidak rata permukaannya (trigger
finger, Rheumathoid Arthtritis jari-jari. water pillow à kantong plastik/karet
mengandung air, kontak dipermukaan tubuh tidak rata; medium antara sisi kantong
– kulit, sisi kantong – tranduser. Teknik Aplikasi US
•
Sebelum terapi : lakukan assesment, tes sensibilitas, lokalisasi daerah terapi,
tentukan metode (langsung/tidak langsung), beri penjelasan kepada pasien : “
bapak/ibu saya akan memberikan terapi Ultrasound nanti rasanya seperti dipijat
dan sedikit hangat gunanya untuk memperbaiki jaringan yg rusak sehingga akan
mengurangi nyeri”
•
Persiapan alat
•
Persiapan pasien Penatalaksanaan US
•
Berikan gel pada daerah yang akan diterapi
•
Ratakan gel dgn tranduser, nyalakan alat
•
Timer ditentukan dari = luas area dibagi dengan luas ERA
•
Intensitas ditentukan oleh aktifitas patologi :
•
aktivitas tinggi : dosis rendah (1-1,5 W/cm²)
•
aktivitas sedang : dosis sedang (1,5-2 W/cm²)
•
aktivitas rendah : dosis tinggi (2-3 W/cm²)
•
Intensitas/durasi : pada kondisi akut à intermiten ; pada kondisi kronik à
continous
•
Ultrasound dengan air (untuk kasus sendi kecil dan permukaan tidak rata),
penerapannya : Tidak langsung bersentuhan dengan air, jaraknya 1,5-2,5 cm
•
Untuk tranduser 1 MHz : penentrasi lebih dalam, tapi area konvergen 3x lebih
kecil. Untuk tranduser 3 MHz : penentrasi lebih kecil tapi area konvergen 3x
lebih besar. Efek US > Mekanis : menimbulkan efek micromassage ->
dilatasi
->
inflamasi
>
Thermal : menimbulkan efek panas tranduser lebih kecil dimana panas ringan
sampai 5 cm (deep) dan lebih dominan pada continue.
> Piezoelectric : perubahan muatan membran sehingga terjadi proses kimiawi di jaringan di sekitarnya
> Piezoelectric : perubahan muatan membran sehingga terjadi proses kimiawi di jaringan di sekitarnya
>
Biologis : menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah à meningkatkan sirkulasi
darah -> meningkatkan permeabilitas dan regenerasi jaringan à menimbulkan
rileksasi otot sehingga akan mengurangi nyeri.
c. Indikasi US
kondisi
peradangan dan traumatik sub akut dan kronik, adanya jaringan parut (scar
tissue) pada kulit, kondisi ketegangan, pemendekan dan perlengketan jaringan
lunak (otot, tendon, ligament). Kondisi inflamasi kronik ; oedema ->
gangguan sirkulasi darah, contoh kasus yg termasuk indikasi Ultrasound :
Rheumathoid Arthrosis, Osteoarthrosis Genu, Hernia Nucleus Pulposus, Low Back
Pain, spasme cervical, tennis elbow, frozen shoulder.
d. Kontra indikasi US
jaringan
yang lembut (mata, ovarium, testis, otak), jaringan yang baru sembuh,
jaringan/granulasi baru, kehamilan, pada daerah yang sirkulasi darahnya tidak
adekuat, tanda-tanda keganasan, infeksi bakteri spesifik.
D. IR (Infra Red)
a. Pengertian IR
Infrared (
Inframerah ) merupakan salah satu alat yang
sudah lazim seklai digunakan oleh para fisioterapis. Inframerah adalah radiasi
elektromagnetik dari panjang gelombang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi
lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Namanya berarti "bawah
merah" (dari bahasa Latin infra, "bawah"), merah merupakan warna
dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang. Radiasi inframerah memiliki
jangkauan tiga "order" dan memiliki panjang gelombang antara 700 nm
dan 1 mm. Inframerah ditemukan secara tidak sengaja oleh Raden mas Pursito,
astronom kerajaan Inggris ketika ia sedang mengadakan penelitian mencari bahan
penyaring optik yang akan digunakan untuk mengurangi kecerahan gambar matahari
dalam tata surya teleskop.
b. Tujuan Pemberian
IR
-
Mengaktifkan molekul air dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena inframerah
mempunyai getaran yang sama dengan molekul air. Sehingga, ketika molekul
tersebut pecah maka akan terbentuk molekul tunggalyang dapat meningkatkan
cairan tubuh.
-
Meningkatkan sirkulasi mikro. Bergetarnya molekul air dan pengaruh inframerah
akan menghasilkan panas yang menyebabkan pembuluh kapiler membesar, dan
meningkatkan temperatur kulit, memperbaiki sirkulasi darah dan mengurani
tekanan jantung.
-
Meningkatkan metabolisme tubuh. jika sirkulasi mikro dalam tubuh meningkat,
racun dapat dibuang dari tubuh kita melalui metabolisme. Hal ini dapat
mengurangi beban liver dan ginjal.
-
Mengembangkan Ph dalam tubuh. Sinar inframerah dapat membersihkan darah,
memperbaiki tekstur kulit dan mencegah rematik karena asam urat yang tinggi.
E. TENS
a. Pengertian TENS
-Transcutaneus
Electrical nerve stimulation (TENS) merupakan suatu cara penggunaan energi
listrik guna merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit dan terbukti
efektif untuk merangsang berbagai tipe nyeri
-Pada TENS mempunyai bentuk pulsa : Monophasic mempunyai bentuk gelombang rectanguler, trianguler dan gelombang separuh sinus searah; biphasic bentuk pulsa rectanguler biphasic simetris dan sinusoidal biphasic simetris; pola polyphasic ada rangkaian gelombang sinus dan bentuk interferensi atau campuran.
-Pada TENS mempunyai bentuk pulsa : Monophasic mempunyai bentuk gelombang rectanguler, trianguler dan gelombang separuh sinus searah; biphasic bentuk pulsa rectanguler biphasic simetris dan sinusoidal biphasic simetris; pola polyphasic ada rangkaian gelombang sinus dan bentuk interferensi atau campuran.
- Pulsa monophasic selalu mengakibatkan
pengumpulan muatan listrik pulsa dalam jaringan sehingga akan terjadi reaksi
elektrokimia dalam jaringan yang ditandai dengan rasa panas dan nyeri apabila
penggunaan intensitas dan durasi terlalu tinggi.
b. Tujuan pemberian TENS
Memeilhara
fisiologis otot dan mencegah atrofi otot, re-edukasi fungsi otot, modulasi
nyeri tingkat sensorik, spinal dan supraspinal, menambah Range Of Motion
(ROM)/mengulur tendon, memperlancar peredaran darah dan memperlancar resorbsi
oedema
c. Frekuensi Pulsa
•
Frekuensi pulsa dapat berkisar 1 – 200 pulsa detik.
• Frekuensi
pulsa tinggi >100 pulsa/detik menimbulkan respon kontraksi tetanik dan
sensibilitas getaran sehingga otot cepat lelah
•
Arus listrik frekuensi rendah cenderung bersifat iritatif terhadap jaringan
kulit sehingga dirasakan nyeri apabila intensitas tinggi. Arus listrik
frekuensi menengah bersifat lebih konduktif untuk stimulasi elektris karena
tidak menimbulkan tahanan kulit atau tidak bersifat iritatif dan mempunyai
penetrasi yang lebih dalam.
d. Penempatan Elektroda
• Di
sekitar lokasi nyeri : Cara ini paling mudah dan paling sering digunakan, sebab
metode ini dapat langsung diterapkan pada daerah nyeri tanpa memperhatikan
karakter dan letak yang paling optimal dalam hubungannya dengan jaringan
penyebab nyeri
•
Dermatome :Penempatan pada area dermatome yang terlibat, Penempatan pada lokasi
spesifik dalam area dermatome, Penempatan pada dua tempat yaitu di anterior dan
di posterior dari suatu area dermatome tertentu
•
Area trigger point dan motor point
e.
Indikasi TENS
Kondisi
LMNL(Lower Motor Neuron Lesion) baru yang masih disertai keluhan nyeri, kondisi
sehabis trauma/operasi urat saraf yang konduktifitasnya belum membaik, kondisi
LMNL kronik yg sdh terjadi partial/total dan enervated muscle, kondisi pasca
operasi tendon transverse, kondisi keluhan nyeri pada otot, sebagai
irritation/awal dari suatu latihan, kondisi peradangan sendi (Osteoarthrosis,
Rheumathoid Arthritis dan Tennis elbow), kondisi pembengkakan setempat yang
belum 10 hari
f. Kontra Indikasi TENS
Sehabis
operasi tendon transverse sebelum 3 minggu, adanya ruptur tendon/otot sebelum
terjadi penyambungan, kondisi peradangan akut/penderita dlm keadaan panas
g. Prosedur TENS
•
Tingkat analgesia-sensoris : frekuensi 50-150 Hz, durasi pulsa <200 (60-100)
mikrodetik
•
Tingkat analgesia untuk rasa nyeri : frekuensi 150 Hz, durasi pulsa >150 mikrodetik
•
Persipan pasien (kulit harus bersih dan bebas dari lemak, lotion, krim dll),
periksa sensasi kulit, lepaskan semua metal di area terapi, jangan menstimulasi
pada area dekat/langsung di atas fraktur yg baru/non-union, diatas jaringan
parut baru, kulit baru.
F. Parafin Bath
a. Pengertian
Pengobatan
panas superficial dgn modalitas rendaman hangat parafin.
b. Tujuan
Preliminary
terhadap metoda intervensi lain (mobilisasi sendi, massage), memperlancar
peredaran darah, mengurangi rasa sakit, menambah kelenturan jaringan perifer,
lingkup gerak sendi, dipilih untuk tangan dan kaki.
c. Metode
Aplikasi
>
Metode Deep : mencelupkan kaki/tangan kedalam cairan parafin bath ->
terbentuk permukaan parafin padat dan tipis yang meliputi kulit -> tarik
kembali -> ulang 8-10x -> sampai terbentuk sarung tengan tebal
(mengisolasi bagian tubuh terhadap kehilangan panas) -> bungkus dengan
handuk kering untuk mempertahankan panas -> lama 15-20 menit -> setelah
itu sarung tangan parafin dilepas
> Metode immersion : mencelupkan tangan/kaki secara terus-menerus kedalam cairan parafin -> terbentuk sarung tangan pada sekitar kulit -> lama 20-30 menit -> lebih efektif meningkatkan temperatur jaringan tapi resiko luka bakar
> Metoda breshing : dengan menggunakan kuas -> untuk area yang tidak dijangkau (pinggang, hip, pada regio yang besar)
> Metode immersion : mencelupkan tangan/kaki secara terus-menerus kedalam cairan parafin -> terbentuk sarung tangan pada sekitar kulit -> lama 20-30 menit -> lebih efektif meningkatkan temperatur jaringan tapi resiko luka bakar
> Metoda breshing : dengan menggunakan kuas -> untuk area yang tidak dijangkau (pinggang, hip, pada regio yang besar)
G. UV (Ultra Violet)
a. Pengertian
Pancaran
gelombang elektromagnetik. Dengan panjang gelombang 1800A-4000A, dikelompokan :
Far UV -> 1800-2900A, daya tembus -> stratum korneum; Near UV ->
2900-4000A, daya tembus -> stratum spinosum
> Upaya pengobatan modalitas sinar superficial dgn menggunakan sinar ultra violet gelombang panjang (UV B) atau gelombang pendek (UV A)
> UV A (3450-4000A) tanning (pewarnaan) dengan sedikit eritema kulit, immediate banyak terjadi, tidak semua orang tampak pada penyinaran 1 jam, hilang dalam beberapa hari
> Upaya pengobatan modalitas sinar superficial dgn menggunakan sinar ultra violet gelombang panjang (UV B) atau gelombang pendek (UV A)
> UV A (3450-4000A) tanning (pewarnaan) dengan sedikit eritema kulit, immediate banyak terjadi, tidak semua orang tampak pada penyinaran 1 jam, hilang dalam beberapa hari
>
UV B (2800-3150A): uremik pruritus, eritema kulit, terbakar
>
UV C (1800-2800 A)
>
Struktur kulit dari kulit paling luar ke dalam àlapisan dermis : stratum
korneum/lapisan tanduk, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum,
stratum basale(pigmen); lapisan dermis : pars papilare & pars retikularis;
Lapisan subkutis.
b. Tujuan Pemberian UV
Untuk
meningkatkan sistem pertahanan tubuh, mempercepat penyembuhan luka terbuka,
penyembuhan penyakit kulit tertentu
• Efek lokal
• Efek lokal
o Erytema, adalah kemerah-merahan pada kulit
dan merupakan hal pertama yang dapat diobserfasi sebagai efek penggunaan UV.
Eritema dicapai sekitar 24 jam kemudian, eritema merupakan hasil stimulasi
reaksi inflamasi oleh sinar UV. UV dapat menyebabkan iritasi dan perubahan
degeneratif pada jaringan epidermis. Stimulasi tersebut merupakan respon
dilatasi kapiler, arterioler dan eksudasi (pengaliran cairan) pada jaringan.
o Pigmentasi
à merupakan peningkatan pigmen melanin yg dibentuk oleh melanoblast yang
berpindah kelapisan lebih superficial pada epidermis. UV dpt mempercepat
produksi melanin melalui stimulasi produksi enzim tyrosinase pada melanoblast.
o
Desquamasi adalah pengelupasan sel-sel kulit mati yang terjadi pada jaringan
kulit.
o
Pertumbuhan sel-sel epitel adalah peningkatan sebagai bagian dari proses
perbaikan jaringan dimana sel-sel basal berpindah ke sel-sel diepidermis
• Efek antibiotik, merupakan efek destruktif akibat radiasi UV terhadap virus, bakteri dan organisme-organisme kecil pada permukaan kulit.
• Efek antibiotik, merupakan efek destruktif akibat radiasi UV terhadap virus, bakteri dan organisme-organisme kecil pada permukaan kulit.
c. Indikasi UV
radikal
general -> penderita dengan kondisi tubuh rendah (alergi, asmatis,
bronchitis), anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan dan
aktivitas (anak premature, Cerebral Palsy) Radiasi lokal -> penyakit kulit
karena jamur, luka lama (decubitus), hipopigmentasi (bekas luka terbakar), acne
vulvagaris.
d. Kontra Indikasi UV
Penyakit
yang akut (TBC, paru, dermatitis, exim), penderita yang sedang mendapat
radioterapi, penderita alergis terhadap sinar UV, sensitiser (adanya
kemungkinan penderita menjadi sensitive terhadap sinar UV setelah pengobatan
dengan obat-obatan tertentu, misal : sulfa, insuline, thyroid extract, kinine,
gold therapy.
e. Derajat Eritema UV
-
Derajat I : MED (Minimal Erytema Dosage), dosis UV yang dalam beberapa jam
menyebabkan eritema minimal, dimana untuk menentukan dosis terapi, periode
laten 6-8 jam, hilang 24-36 jam, iritasi berkurang & pengelupasan kulit
berkurang
- Derajat II : 2,5 MED, periode laten 4-6 jam, menghilang 48-96 jam, sedikit iritasi dan pengelupasan kulit.
- Derajat II : 2,5 MED, periode laten 4-6 jam, menghilang 48-96 jam, sedikit iritasi dan pengelupasan kulit.
-
Derajat III : 5 MED, periode laten 3-4 jam, menghilang 6-10 hari, panas, nyeri,
oedem, pengelupasan kulit, mirip luka bakar, pigmentasi menambah
- Derajat IV : 10 MED, periode laten 2 jam, menetap selama beberapa hari, hilang sampai 2 minggu
- Derajat IV : 10 MED, periode laten 2 jam, menetap selama beberapa hari, hilang sampai 2 minggu
f. Prosedur penggunaan UV
Dosis
:
• Untuk radiasi general -> dosis : sub erytema, pengulangan 1x1 hari, 1 seri 12x
• Untuk radiasi lokal -> dosis E II pengulangan 3 hari 1x, E III pengulangan 3 minggu 1x, E IV pengulangan 2 minggu 1x
• Untuk radiasi general -> dosis : sub erytema, pengulangan 1x1 hari, 1 seri 12x
• Untuk radiasi lokal -> dosis E II pengulangan 3 hari 1x, E III pengulangan 3 minggu 1x, E IV pengulangan 2 minggu 1x
g. Teknik aplikasi
Sebelum
terapi dilakukan tes MED (Minimal Erytema Dosage). Posisikan pasien senyaman
mungkin, tutup semua bagian kecuali area yang akan di tes, bersihkan dulu
dengan alkohol. Area yang akan diterapi diberi karbon hitam yang ada lobangnya,
area lain ditutup rapat, untuk terapis pakai kacamata. Timer dlm detik, alat
tegak lurus pd kulit, jarak lampu dari kulit 60-90 cm
SUMBER:
http://remizapratama.blogspot.co.id/2011/01/alat-alat-yang-digunakan-pada.html
http://fisioterapi-puskesmas-sukabumi.blogspot.co.id/2011/04/yang-perlu-anda-tahu-tentang.html
https://www.docdoc.com/id/id/info/specialty/fisioterapi
SUMBER:
http://remizapratama.blogspot.co.id/2011/01/alat-alat-yang-digunakan-pada.html
http://fisioterapi-puskesmas-sukabumi.blogspot.co.id/2011/04/yang-perlu-anda-tahu-tentang.html
https://www.docdoc.com/id/id/info/specialty/fisioterapi
Casino Site 2021 Review: Play at a Casino Online
BalasHapusOur Casino Review for 2021 ➨ 1xbet Read our Casino Online 온카지노 ✓ Slots ✓ Table Games ✓ Mobile Gambling ✓ Free Spins. choegocasino Rating: 4.1 · Review by ChoicesCasino